Begitu Melimpah Nikmat Allah, Maka Berqurbanlah

Berikan dan juga keluarkan sebagian dari apa yang dipunyai menggambarkan kegiatan yang berat untuk manusia. dengan persoalan simpel, aplikasi “memberi” jadi suatu yang mustahil dicoba. “bagaimana bisa jadi harta yang sudah dihimpun secara halal dan juga memerlukan perjuangan yang panjang buat meraihnya, dikasih begitu aja kepada teman ? ” seperti itu watak dasar manusia, mau mempunyai apa yang tidak dipunyai dengan memperoleh sebanyak bisa jadi dan juga melindungi apa yang sudah dipunyai dengan tidak memberikannya kepada teman .

“qurban” jadi salah satu contoh kegiatan berikan yang terdapat dalam islam. cukup menarik bila dikaji gimana rentetan ayat dalam tulisan al - kautsar yang berisi perintah berqurban, sebagaimana termaktub dalam al - quran:

إنا أعطيناك الكوثر ( 1 ) فصل لربك وانحر ( 2 )

pada ayat kesatu tulisan al - kautsar, allah menegaskan rasulullah kalau nikmat yang sudah dikasih begitu banyak, melimpah, dan juga selalu mengalir tanpa henti. ali ash - shabuni dalam “shafwatu at - tafasir” mengatakan kalau kata “al - kautsar” merupakan satu ungkapan yang menampilkan puncak dari banyak, ataupun dapat diucap “sangat - sangat banyak sekali”. bila berhubungan dengan ayat yang lain dalam tulisan al - , nikmat yang allah bagikan tidak terhitung jumlahnya.

ayat ini menegaskan kepada kita seluruh, bahwasanya pemberi seluruh nikmat itu merupakan allah swt, dzat yang memerintahkan kepada kita buat berqurban. allah yang sudah membagikan segalanya kepada manusia, setelah itu cuma memerintahkan buat keluarkan sedikit aja dari apa yang sudah dikasih kepada manusia. bahwa terdapat seseorang konglomerat yang “uangnya tidak berseri” – karna saking banyaknya – membagikan kepada kita suatu mobil elegan yang biayanya miliaran setelah itu dia memohon kita buat membagikan sepeda motor kepada teman , tentu serta - merta kita hendak melaksanakannya. untuk kita membagikan motor baru yang cuma puluhan juta rupiah, tidak seberapa dibandingkan dengan mobil elegan yang sudah dikasih kepada kita. kenapa perintah berqurban merasa berat oleh kita sementara itu itu perintah allah?

pesan dari ayat kesatu tulisan al - kautsar merupakan fenomena “kelupaan” pada diri manusia kalau rezeki dan juga nikmat yang berlimpah itu merupakan anugerah allah semata. sedangkan sebagian manusia mempunyai anggapan yang berubah dengan terasa kalau seluruh didapatkan dari usaha dan juga jerih - payahnya semata. 2 model pemahaman ini membagikan pengaruh yang besar pada penyikapan dikala menerima perintah berqurban. seorang yang mempunyai pemahaman kokoh kalau rezeki - nya dari allah, hingga dengan gampang dia hendak keluarkan sebagian rezekinya buat berqurban. sebagian yang lain yang mempunyai pemahaman kalau rezekinya merupakan hasil usaha pribadinya yang siang malam dicoba, hingga hendak merasa berat menurutnya buat berqurban.

di samping penyebutan nikmat yang banyak, perintah berqurban pula diiringi dengan qudwah hasanah (teladan yang baik) yang sempat dicoba oleh nabi ibrahim, pacar allah yang wajib meyakinkan ketundukannya terhadap perintah allah dengan mengikhlaskan anaknya seorang diri buat disembelih. segala proses perjuangan yang dicoba oleh nabi ibrahim beserta keluarganya sudah cukup menampilkan kerelaan berqurban bukan dengan sebagian kecil nikmat yang dia miliki, namun dengan mempertaruhkan nikmat tersadu yang allah bagikan kepadanya.

dengan demikian terus menjadi lengkap betapa ringannya perintah qurban yang allah sampaikan kepada kita dengan mengingat begitu banyaknya nikmat yang allah bagikan dan juga dengan contoh teladan yang luar biasa dari nabi ibrahim beserta keluarganya. sudah saatnya kita tidak membiarkan tiap momen berqurban 10 - 13 dzulhijjah lalu begitu aja tanpa terdapat pengorbanan dari apa yang kita miliki. mudah - mudahan qurban ini betul - betul membawakan kita lebih “qurban” dekat lagi kepada allah dan juga terus menjadi “qurban” dekat kepada sesama manusia. (dakwatuna. com/hdn)





(sumber: dakwatuna. com)

0 Response to "Begitu Melimpah Nikmat Allah, Maka Berqurbanlah"

Posting Komentar

wdcfawqafwef